TIMES BATU, MALANG – Kampung Budaya Polowijen (KBP) mengadakan acara Festival Topeng Malang 2023. Acara tersebut merupakan proyek dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kegiatan ini terbagi menjadi dua hari, yaitu hari Sabtu, 5 Agustus 2023 dan hari Minggu, 6 Agustus 2023. Workshop Batik Topeng Malang, Workshop Kriya Topeng Malang, Sarasehan Budaya Topeng Malang, dan Lomba Mewarnai Topeng Malang menjadi rangkaian acara pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023.
“Setiap ada event, diharapkan memberikan dampak positif bagi lingkungan, khususnya bidang infrastruktur dan ekonomi warga,” ucap Mugi Alfianto, mewakili warga.
Lomba mewarnai topeng Malang menjadi salah satu puncak acara pada hari itu. Terdapat 26 peserta yang berpartisipasi dalam mengikuti lomba yang diadakan di Jalan Cakalang, RT.3/RW.2, Polowijen, Blimbing, Kota Malang tersebut.
Mayoritas peserta lomba merupakan anak-anak SD di lingkungan KBP. Para peserta sangat antusias dan bersemangat. “Pastinya senang dan saya sudah siap mengikuti lomba dengan membawa pensil warna dan krayon,” ucap Nova Natasya Putri, salah satu peserta lomba mewarnai topeng Malang.
Lomba berlangsung pada pukul 10.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Dimulai dengan aturan perlombaan dan pembagian kertas sebagai media mewarnai.
Peserta anak-anak TK akan mendapatkan kertas gambar topeng, sedangkan peserta anak-anak SD mendapatkan kertas gambar penari topeng Malang. Selama proses lomba mewarnai, peserta mendapatkan fasilitas berupa snack dan minuman susu.
Acara pada hari itu diakhiri dengan pembacaan nama-nama peserta pemenang lomba mewarnai. Hadiah berupa tropi, sertifikat, dan uang bagi peserta yang memenangkan juara 1, juara 2, dan juara 3. Bagi peserta yang bukan pemenang lomba akan mendapatkan sertifikat. Pemberian hadiah akan diberikan pada saat acara Anugerah Seni Budaya Topeng Malang hari Minggu, 6 Agustus 2023.
“Tujuan dari lomba mewarnai adalah untuk memberikan peluang dalam hal prestasi untuk anak-anak, menuangkan imajinasi anak-anak dan untuk memperkenalkan budaya Malang,” kata salah satu juri perlombaan, Rendy Firdaus.
Rendy menyampaikan bahwa dengan adanya lomba ini, diharapkan ada generasi penerus yang menyukai seni Indonesia, khususnya kesenian Malang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Lomba Mewarnai Menjadi Strategi Mengenalkan Kesenian Topeng Malang kepada Anak
Pewarta | : Rindiani Mayasari (MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |