TIMES BATU, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden memperingatkan dunia akan hadapi resiko Armageddon atau perang akhir zaman, bila Rusia menggunakan senjata nuklirnya ketika menyerang Ukraina.
Namun sebegitu jauh, Amerika Serikat belum melihat tanda-tanda persiapan Rusia untuk menggunakan senjata nuklirnya dalam waktu dekat.
"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri, kami juga tidak memiliki indikasi bahwa Rusia sedang mempersiapkan penggunaan senjata nuklir dalam waktu dekat," kata Sekretaris Pers, Karine Jean-Pierre kepada wartawan di Air Force One.
Ketika ditanya apakah peringatan yang dikemukakan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden itu mencerminkan adanya intelijen baru, Karine mengatakan "tidak."
"Presiden hanya berbicara tentang kekhawatiran tentang ancaman Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir," katanya
Begitu juga ketika ditanya apakah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden itu, jiga berarti AS masih berusaha mencari jalan keluar agar bagaimana Vladimir Putin mengutangi invasinya ke Ukraina, Karine Jean-Pierre juga mengatakan posisi AS tidak berubah
"Hanya ada satu negara yang bertanggung jawab atas perang ini," katanya. "Dan itu Rusia. Mereka yang memulai konflik ini dan tuan Putin yang memiliki kemampuan untuk menghentikan konflik ini hari ini," tandasnya.
Saat berbicara pada penggalangan dana Demokrat, Kamis lalu, Joe Biden mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah "seorang pria yang saya kenal cukup baik" dan pemimpin Rusia itu "tidak bercanda ketika dia berbicara tentang penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi atau kimia".
Biden menambahkaan, pihaknya belum menghadapi prospek Armageddon sejak Kennedy dan Krisis Rudal Kuba. Tapi ia mengingatkan bahwa ancaman Putin itu nyata, meskipun bisa dibilang militernya berkinerja buruk secara signifikan.
Para pejabat AS selama berbulan-bulan telah memperingatkan prospek bahwa Rusia bisa menggunakan senjata pemusnah massal di Ukraina karena telah menghadapi kemunduran strategis di medan perang. Pernyataan Biden itupun menandai peringatan paling keras oleh pemerintah AS tentang taruhan nuklir.
Namun pada hari Jumat, pejabat AS menyebutkan belum ada yang berubah dalam penilaian intelijen AS beberapa pekan terakhir. Masih belum ada bukti bahwa Putin memiliki rencana segera untuk menyebarkan senjata nuklirnya.
Seorang pejabat, yang tidak berwenang untuk berkomentar secara terbuka dan berbicara dengan syarat anonim menambahkan, bahwa Joe Biden berbicara secara luas tentang kekhawatiran pemerintah yang berkembang tentang ancaman Putin itu.
Biden menyampaikan bahwa Gedung Putih melihat retorika Vladimir Putin itu sebagai "sembrono dan tidak bertanggung jawab" dan menganggapnya serius.
Pejabat itu menambahkan, bahwa pernyataan Biden sejalan dengan peringatan yang dia buat dalam pidato di Majelis Umum PBB dan yang dibuat oleh pejabat senior administrasi lainnya baru-baru ini.
Pernyataan baru presiden itu muncul setelah pejabat Gedung Putih pekan ini mengatakan mereka tidak melihat adanya perubahan pada kekuatan nuklir Rusia yang akan membutuhkan perubahan dalam sikap siaga pasukan nuklir AS.
"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri, kami juga tidak memiliki indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk segera menggunakan senjata nuklir," kata Karine.
Pertikaian 13 hari pada tahun 1962 yang mengikuti penemuan AS tentang penyebaran rahasia senjata nuklir Uni Soviet di Kuba dianggap oleh para ahli sebagai yang paling dekat dengan penghancuran nuklir di dunia. Krisis selama pemerintahan Presiden John F. Kennedy memicu fokus baru pada kontrol senjata di kedua sisi Tirai Besi.
Biden pada hari Kamis juga menantang doktrin nuklir Rusia, memperingatkan bahwa penggunaan senjata taktis dengan hasil lebih rendah dapat dengan cepat lepas kendali menjadi kehancuran global.
“Saya tidak berpikir ada hal seperti kemampuan untuk dengan mudah menggunakan senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan Armageddon,” kata Biden.
Dia menambahkan bahwa dia masih “mencoba untuk mencari tahu” “off-ramp” Putin di Ukraina.
"Di mana dia menemukan jalan keluar?" tanya Biden. “Di mana dia menemukan dirinya dalam posisi bahwa dia tidak hanya kehilangan muka tetapi juga kehilangan kekuatan yang signifikan di Rusia?”
Putin telah berulang kali menyinggung penggunaan persenjataan nuklir negaranya yang luas, termasuk bulan lalu ketika dia mengumumkan rencana untuk wajib militer pria Rusia untuk bertugas di Ukraina.
"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa negara kita juga memiliki berbagai alat penghancur ... dan ketika integritas teritorial negara kita terancam, untuk melindungi Rusia dan rakyat kita, kita pasti akan menggunakan semua cara yang kita miliki," kata Putin, September lalu. Ia dengan menatap kamera berlama-lama lantas mengatakan, "Ini bukan gertakan."
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pekan lalu bahwa AS telah "jelas" kepada Rusia tentang apa "konsekuensi" dari penggunaan senjata nuklir di Ukraina.
“Ini adalah sesuatu yang kami selaraskan, dengan sangat serius, dan komunikasikan langsung dengan Rusia, termasuk jenis tanggapan tegas yang akan dimiliki Amerika Serikat jika mereka menempuh jalan gelap itu,” kata Sullivan.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden memperingatkan dunia akan hadapi resiko Armageddon atau perang akhir zaman, bila Rusia menggunakan senjata nuklirnya ketika menyerang Ukraina. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Presiden AS Joe Biden: Dunia Hadapi Armageddon Bila Rusia Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |