TIMES BATU, MALANG – Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri Presiden ke 4 RI KH Abdurrahman Wahid melakukan sahur keliling bersama di gedung rektorat lantai 5 UIN Malang, Senin (25/3/2024). Dalam kesempatan itu, ada ratusan orang yang hadir, baik dari kalangan yatim piatu, fakir miskin, jajaran UIN Malang, PCNU, Gusdurian, serta beberapa pihak lain.
Wakil Rektor 4 UIN Malang, Dr. KH. Iaroqunnajah M.Ag mewakili Rektor Prof Zainuddin menyampaikan ungkapan bangganya atas kehadiran Dr. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Kampus UIN Malang. dia menyebut, ini adalah ketiga kalinya dia datang ke UIN Malang.
"Ini merupakan kedatangannya yang ketiga kalinya, setelah almarhum KH Abdurrahman Wahid yang saat itu menjabat sebagai Presiden meresmikan Ma'had Sunan Ampel Al-Ali," ucapnya.
Kedatangan kedua Gus dur beserta istri ke UIN Malang dia sebut adalah ketika meresmikan gedung perpustakaan UIN Malang yang berdiri megah 5 lantai. Dan gedung tersebut dinamai Gedung KH Abdurahman Wahid.
"Saat ini ada pendirian Gus Dur corner jug di perpustakaan UIN Malang. Corner ini bertujuan memberikan informasi seluas-luasnya tentang gus dur. Kita punya obsesi, seluruh penelitian tentang gus dur pintunya dari UIN Malang," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Gus Is itu pun mengungkapkan bahwa tak banyak orang yang tahu bahwa dulu Gus Dur juga pernah ikut mengabdi di UIN Malang. "Oleh karena itu Gus Dur dan keluarga adalah bagian dari keluarga besar UIN Malang," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid memberikan ceramah dan dialog kebangsaan kepada para hadirin. Dia menyampaikan puasa mengajarkan kita akhlak dan budi pekerti yang leluhur. "Kesabaran, kejujuran, saling tolong menolong, saling menghargai, dan saling mengasihi ialah akhlak dan budi pekerti luhur," tuturnya.
Dia juga menekankan kepada semua untuk bisa menjaga kesatuan dan persatuan di Indonesia, diatas keberagaman yang ada. Hal ini sebagai implementasi dari Bhineka Tunggal Ika.
"Kita semua tidak boleh terpecah belah. Persatuan dan kesatuan bangsa harus kita pertahankan dengan sebaik-baiknya dan seutuh-utuhnya. Karena itu merupakan pilar utama dari tegaknya negara Indonesia," tegasnya.
"Kita harus bersatu, saling menolong, hormat menghormati, dan saling menghargai," lanjut Nyai Shinta.
Dia pun memberikan wejangan, apabila masyarakat terpecah belah, negara akan runtuh. Tetapi kalau masyarakat bersatu, negara akan utuh. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Shinta Wahid Gelar Sahur Keliling Bersama di UIN Malang
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |