https://batu.times.co.id/
Pendidikan

Psikolog: Cara Terbaik Sembuhkan Luka Psikologis adalah Menghadapinya

Rabu, 03 April 2024 - 13:02
Psikolog: Cara Terbaik Sembuhkan Luka Psikologis adalah Menghadapinya Ilustrasi. (FOTO: Alodokter)

TIMES BATU, MALANG – Kasus bullying hingga penganiayaan masih marak terjadi di Indonesia. Baik yang menimpa anak kecil maupun orang dewasa. Terbaru, yang sedang viral yakni kasus penganiayaan yang menimpa anak selebgram asal Malang, Aghnia Punjabi oleh suster perawatnya.  Kasus itu ramai setelah orangtua korban membagikan rekaman CCTV di media sosial, yang menunjukkan aksi keji seorang suster kepada anaknya.

Korban bullying atau penganiayaan kerap kali akan mendapatkan bekas luka yang mendalam. Baik secara fisik maupun psikologis. Psikolog Klinis dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Ainindita Aghniacakti M.Psi menerangkan, dampak psikologis yang dirasakan oleh korban bisa berbeda-beda.

Yang paling penting menurutnya adalah korban bullying atau penganiayaan tersebut bisa mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga dampak psikologis yang ditimbulkan bisa diminimalisir.

"Disini pentingnya untuk melakukan tindakan pendampingan secara tepat. Untuk meminimalisir dampak psikologis yang mgkin terjadi di masa depan," ucapnya.

Dia menambahkan, ketika seorang menjadi korban kekerasan, terkadang dampak-dampak yang dirasakan tidak akan langsung keluar dalam waktu yang dekat. "Bisa jadi buntutnya itu aka  muncul saat dia dewasa. Makanya penting sekali untuk mendapatkan penanganan. Lebih dini lebih baik," tegasnya.

Psikolog-2.jpgPsikolog Klinis dari UIN Malang, Ainindita Aghniacakti M.Psi. (FOTO: Dok. Pribadi)

Baik bagi anak kecil maupun orang dewasa, menurutnya penanganan yang tepat adalah dengan membawa korban ke profesional atau psikolog untuk melakukan konseling.  Dengan begitu korban kekerasan tersebut bisa mempunyai wadah dan diberikan bimbingan agar lebih mudah meluapkan segala emosi yang dia rasakan.

"Kenapa seseorang bisa berbuat kasar di masa depan, biasanya yang bersangkutan  pernah jadi korban, dan akhirnya jadi pelaku. Karena waktu jadi korban, mungkin belum semua emosi negatif dan lukanya itu disembuhkan. Jadi efek jangka panjangnya itu," tutur Indit.

Dosen UIN Malang itu pun menegaskan, bahwa untuk menyembuhkan luka psikologis, bukan berarti kita harus tidak membahasnya. Dia percaya bahwa luka psikologis itu malah akan sembuh ketika seseorang mau untuk menghadapinya. 

"Jadi dengan kita berani mengahadapi luka itu, dengan kita mau menceritakan, kita mau jujur tentang perasaan kita terhadap lika itu, itu akan lebih mudah sebenarnya untuk kita bisa resiliensi atau kembali menjadi pribadi yang lebih sehat setelah adanya perisitiwa seperti itu," pungkasnya. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Batu just now

Welcome to TIMES Batu

TIMES Batu is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.