TIMES BATU, JAKARTA – Serangan jantung biasanya diiringi dengan gejala dramatis; namun, ada monster yang beraksi dalam diam dikenal sebagai silent heart attack. Ancaman ini bersembunyi, menyerang tanpa tanda-tanda klasik yang kita kenal. Kenyataannya adalah serangan ini tak memperingatkan kita layaknya serangan jantung konvensional. Mari kita selami lebih dalam misteri silent heart attack dan mengapa kita harus selalu siaga. Simak penjelasan selengkapnya yang dirangkum dari Siloam Hospitals mengenai silent heart attack di bawah ini.

Mengenali Silent Heart Attack

Serangan jantung tidak selalu berteriak kerasa. Terkadang, ia mengendap dalam tenang, tanpa gelombang rasa sakit atau rintihan, diam-diam merusak otot jantung kita. Silent heart attack mengecoh kita dengan tanpa gejala atau hanya memberikan tanda-tanda yang begitu ringan, kita mungkin tidak menyadari bahwa kita sudah menjadi korban. Namun, jangan tertipu oleh ketenangannya – silent heart attack tetaplah penjaga kematian yang patut diwaspadai.

Pesta fisik atau tekanan emosional bisa menjadi pentasnya, terkadang di saat kita sedang terlelap atau saat kita bangkit melakukan aktivitas fisik yang tiba-tiba.

Faktor Penyebab Silent Heart Attack

Sesumber keheningannya adalah penyumbatan aliran darah ke otot jantung, seringkali berasal dari dinding pembuluh darah yang tersumbat. Tanpa peringatan yang jelas, silent heart attack sering terlewat sampai akhirnya penderita mendapati diri dalam keadaan genting dengan risiko gagal jantung atau stroke yang menaik.

Penelitian yang terbit pada tahun 2021, "Abstract 58: Silent Myocardial Infarction and Subsequent Ischemic Stroke in the Cardiovascular Health Study," beri kita pandangan bahwa mereka yang pernah diserang senyap ini mungkin menghadapi risiko stroke di masa mendatang.

Faktor risiko terikutkan seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, cholesterol yang berlebihan, pola makan buruk, stres kronis, diabetes, kebiasaan merokok, sejarah preeklamsia, dan infeksi seperti Covid-19.

Apa Gejala Silent Heart Attack?

Seringkali silent heart attack mengelabui kita tanpa memunculkan gejala. Namun, pada beberapa kasus mungkin terasa nyeri ringan pada dada atau punggung, bahkan mungkin hanya rasa lelah yang tidak bisa dijelaskan. Bandingkan dengan serangan jantung yang lebih dikenal, yang menunjukkan gejala nyeri dada yang persisten, sesak napas, pusing, mual, dan keringat dingin.

Deteksi dan Penanganan Silent Heart Attack

Silent heart attack umumnya terungkap secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin atau ketika memeriksakan kondisi lain. Dokter akan mencari isyarat melalui wawancara medis yang mendalam dan pemeriksaan fisik, untuk kemudian ditegakkan dengan elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, dan tes-tes lain yang relevan.

Jika serangan telah terjadi, pengawasan medis menjadi kunci – mengawasi ritme jantung dan oksigen, serta obat-obatan seperti aspirin. Prosedur yang mungkin dilakukan termasuk angioplasti koroner dengan stent serta bypass arteri koroner, yang keduanya bertujuan untuk mengembalikan aliran darah yang sehat ke jantung.

Silent heart attack adalah pengingat bahwa serangan jantung tidak selalu hadir dengan drama yang terlihat. Kewaspadaan dan pengetahuan adalah senjata terbaik kita untuk bertahan dalam pertarungan diam ini. (*)