TIMES BATU, BATU – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa MSi meresmikan Gedung Graha Amarilis dan Instalasi Gizi RS Karsa Husada di Kota Batu, Sabtu (25/3/2023).

Gedung ini dibangun dengan biaya Rp 70 miliar ini memberikan pelayanan kesehatan penunjang, instalasi gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap VIP, VVIP dan Super Intensif Care.

Direktur RS Karsa Husada, dr. Muhammad Rizal, MM, M. Kes menjelaskan bahwa keberadaan gedung ini merupakan komitmen Pemprov Jatim dalam mewujudkan RS yang memberikan pelayanan representatif dan mendukung program pemenuhan gizi untuk pencegahan stunting.

Gedung ini berada di kawasan Barat (kawasan non infeksius) RS Karsa Husada yang memiliki total luas kawasan seluas 5 hektare.

Gedung ini memiliki total kamar sebanyak 24 kamar tidur yang dilengkapi dengan berbagai peralatan kesehatan terbaik. "Saat ini kita memiliki 30 mesin HD, dimana rumah sakit kita memiliki unit penanganan stroke terbaik," ujarnya.

Sementara itu gedung instalasi gizi dibangun tahun 2021 dan selesai tahun 2022 dengan anggaran sebesar Rp.2 miliar. Ia berharap hal ini menjadi pemicu semangat bagi pegawai RS Karsa Husada untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

Sementara Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai SSTP MM mengucapkan selamat atas diresmikannya instalasi kesehatan baru di RS Karsa Husada.

Menurutnya pelayanan kesehatan terbaik berdampak pada kepercayaan kunjungan wisata. Pelayanan kesehatan terbaik juga bisa terwujud dengan komunikasi yang baik.

"Seperti kemarin saat terjadi peralihan status RS Karsa Husada dari tipe C menjadi tipe B mengakibatkan pelayanan masyarakat dari Kota Batu tidak bisa terakses, Alhamdulillah dengan kerja sama yang baik, masyarakat Kota Batu bisa mendapatkan kembali pelayanan setelah BPJS kesehatan membuka akses kesehatan," ujarnya.

Sementara itu, Khofifah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai RS Karsa Husada yang telah memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.

Hal ini akan diimbangi oleh Pemrov Jatim dengan memperbaiki sistem pelayanan rumah sakit. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan pelayanan di rumah sakit. Salah satunya meminimalisir rujukan berjenjang yang jadi kendala selama ini. Hal ini berdampak pada antrian pasien panjang dan kelambatan penanganan.

Selain itu, Pemprov Jatim juga melakukan koordinasi dengan BPJS karena ada unit cost yang tidak sama pada pelayanan yang sama namun ditempat yang berbeda. Hal ini terjadi karena ada beda nomenklatur. "Kita lakukan perbaikan," ujarnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun menegaskan dalam perkembangan saat ini RS Karsa Husada harus menjadi Smart Hospital yang diperkuat dengan digitalisasi pelayanan kesehatan. (*)