TIMES BATU, BATU – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke Arboretum Sumber Brantas di Desa Sumberbrantas, Kota Batu, Rabu (16/7/2025) kemarin. Kunjungan tersebut menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, yang menjadi sumber air utama bagi jutaan warga di Jawa Timur.
Dalam kunjungannya, Menteri Hanif melakukan penanaman pohon secara simbolis dan meminum langsung air dari mata air Sumber Brantas, yang merupakan titik nol aliran Sungai Brantas. Aksi tersebut menjadi simbol kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, terutama kawasan hulu yang berperan penting dalam menjaga ketersediaan air bersih.
“Kawasan hulu harus tetap dijaga kelestariannya. Sungai harus kembali menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat. Kita tidak bisa terus menerus mengandalkan air tanah. Sumber Brantas ini adalah awal dari aliran air yang menyokong kehidupan, dari Batu hingga Surabaya,” ujar Menteri Hanif.
Sungai Brantas diketahui mengaliri 17 kabupaten/kota di Jawa Timur dan menjadi tulang punggung kebutuhan air bagi lebih dari 20 juta penduduk, termasuk untuk irigasi, industri, dan pembangkit listrik. Karena itu, keberlanjutan ekosistem di kawasan hulu sangat menentukan kualitas hidup di wilayah hilir.
Sebagai pengelola Arboretum Sumber Brantas dan pemegang mandat pengelolaan DAS Brantas, Perum Jasa Tirta I (PJT I) menegaskan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan kawasan hulu. Direktur Utama PJT I, Fahmi Hidayat, menekankan bahwa perlindungan mata air di hulu adalah langkah strategis dalam memastikan keberlangsungan fungsi sungai secara keseluruhan.
“Menjaga Sumber Brantas berarti menjaga kehidupan masyarakat Jawa Timur. Mulai dari air minum, pertanian, hingga energi. Kegiatan hari ini bukan hanya simbolik, tetapi pengingat bahwa kita semua punya peran dalam menjaga alam,” kata Fahmi.
Dalam rangkaian kegiatan, dilakukan penanaman 100 bibit pohon yang berfungsi menambah tutupan vegetasi dan memperkuat struktur tanah di kawasan arboretum. Arboretum Sumber Brantas sendiri merupakan kawasan konservasi penting yang menjadi habitat bagi lebih dari 200 jenis flora dan fauna, serta berperan sebagai daerah tangkapan air utama.
PJT I secara konsisten menjalankan program konservasi hulu, seperti perlindungan mata air, penanaman pohon, pembangunan sumur resapan, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Tujuan utamanya adalah menjaga kuantitas dan kualitas air, sekaligus mencegah erosi, sedimentasi, serta degradasi lingkungan.
“Konservasi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat. Kunjungan ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sumber daya air adalah tanggung jawab bersama,” tambah Fahmi Hidayat.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh jajaran pejabat Kementerian LHK, perwakilan Pemerintah Kota Batu, PLN Nusantara Power, dan berbagai mitra konservasi lainnya.
Sebagai BUMN yang bertanggung jawab mengelola sumber daya air di DAS Brantas, Bengawan Solo, dan wilayah strategis lainnya, PJT I terus memperkuat peran konservatif melalui pendekatan terintegrasi, inovatif, dan kolaboratif demi menjaga kelestarian air untuk generasi mendatang. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |